Thursday, February 8, 2007

SEMESTA FIKRIYYAH (UNIVERSE OF MINDNESS)

by aulia agus iswar
Setiap manusia (khalifah) telah dianugerahi oleh Allah berupa akal dan pikiran. Dengan anugerah inilah manusia bisa menyerap apa saja yang ada pada dunia di luar dirinya. Dunia di luar diri manuisa itu bisa berbentuk fisik riil maupun yang berbentuk maya. Dunia yang berbentuk fisik riil contohnya seperti benda yang bisa dilihat dan dipegang ataupun suatu peristiwa yang bisa dilihat dan didengar secara langsung. Dunia yang berbentuk maya contohnya seperti ide-ide atau gagasan. Serapan terhadap dunia fisik dan maya inilah yang akan menjadi simpanan memori akal atau pikiran kita.
Berbicara memori akal dan pikiran, kita tidak dapat menegasikan tentang apa yang disebut dengan rantai pengetahuan (knowledge-chain). Apa yang dimaksud dengan simpanan memori di sini adalah rantai pengetahuan itu. Rantai pengetahuan di sini dapat diartikan sebagai proses ”sesuatu” dari mulai sebelum menjadi pengetahuan (pre-knowledge), ketika menjadi pengetahuan (knowledge), dan ketika setelah menjadi pengetahuan (post-knowledge).
Lebih spesifiknya, rantai pengetahuan itu dimulai dengan ”sesuatu” yang disebut dengan fakta (fact). Kemudian fakta-fakta yang sudah diolah menjadi data. Kemudian data-data yang sudah diolah akan menjadi informasi (information). Informasi-informasi yang sudah diolah akan menjadi pengetahuan (knowledge). Pengetahuan-pengetahuan kemudian akan menjadi kebajikan (wisdom). Dan kebajikan-kebajikan kemudian bertemu dengan keyakinan (faith).
Maka, dari arti seperti itu, kita dapat mengklasifikasikan ”sesuatu” yang ada dalam memori akal dan pikiran manusia (khalifah). Jadi, memori-memori akal dan pikiran kita diisi oleh fakta-fakta, data-data, informasi-informasi, pengetahuan-pengetahuan, kebajikan-kebajikan, dan keyakinan-keyakinan.
Fakta adalah kejadian-kejadian dan peristiwa-peristiwa riil yang terlihat dan terdengar oleh kita, atau bahkan kita sendiri yang secara langsung mengalami peristiwa itu. Fakta belum terbukti kebenarannya. Contoh fakta adalah seperti ketika kita melihat seorang guru yang sedang mengajar murid-muridnya, atau melihat suatu peristiwa heroik seorang yang berhasil melumpuhkan sekawanan penjahat secara sendirian, atau mendengar suatu berita kemenangan Islam di suatu negeri, dan lain-lain.
Data adalah kumpulan fakta yang sudah terolah dalam artian sudah terekam (recorded) dalam memori kita tapi belum tersistematisasi dan belum memiliki makna tertentu. Data juga masih harus dibuktikan. Contohnya seperti fakta guru tadi, seorang yang heroik, dan berita kemenangan telah terekam dalam memori.
Informasi adalah kumpulan data yang telah terorganisasi secara sistematis dan membentuk satu makna tertentu serta telah terbuktikan dan teruji, tapi belum memiliki nilai aplikasi (masih teoritis). Contohnya seperti ilmu-ilmu tentang guru mengajar, ilmu tentang heroistis, dan ilmu tentang kemenangan Islam tadi.
Pengetahuan adalah kumpulan informasi yang telah memiliki makna lebih berupa nilai aplikasi (’amaliyyah). Contohnya seperti pemahaman (al fahmu) tentang ilmu-ilmu bagaimana cara guru mengajar, bagaimana cara seorang melakukan tindakan heroik, dan bagaimana cara mencapai kemenangan tadi. Pemahaman memiliki unsur ilmu (teoritis) dan aplikasinya (praktik) sekaligus.
Kebajikan adalah kumpulan pengetahuan yang lebih tersistematisasi (saling terhubung) dan kemudian membentuk nilai-nilai mendalam yang bermakna lebih secara filosofis (holistik, komprehensif, esensial). Contohnya nilai-nilai kebajikan dan filosofis seperti apa motivasi nilai fundamental dari guru, heroik, dan berita kemenangan tadi.
Keyakinan adalah kumpulan kebajikan yang kemudian menjadi nilai mendalam yang mendarah daging. Di sisi lain, bisa juga diartikan keyakinan adalah sesuatu yang berasal langsung dari Allah seperti al Quran dan as Sunnah. Contohnya seperti nilai-nilai keyakinan (spiritual) dari aktivitas guru, heroik, dan berita kemenangan tadi.
Nah, idealnya, seorang khalifah haruslah memiliki komposisi simpanan memori yang proporsional. Ia haruslah memiliki komposisi fakta, data, infromasi, pengetahuan, kebajikan, dan keyakinan yang proporsional (tawazun). Mungkin di antara manusia ada yang memiliki sangat banyak fakta dan data dalam memorinya, namun sangat sedikit informasi, pengetahuan, kebajikan dan keyakinan dalam memori dirinya. Atau ada juga manusia yang memiliki memori kebajikan dan keyakinan yang sangat banyak, tapi sangat sedikit memori fakta, data, informasi, dan pengetahuannya. Dan masih banyak kemungkinan-kemungkinan kondisi manusia dalam hal komposisi memori akal dan pikirannya. Maka, sekali lagi, seorang khalifah haruslah memiliki simpanan memori berupa fakta, data, informasi, pengetahuan, kebajikan, dan keyakinan yang semuanya dalam komposisi besar dan proporsional. Sehingga, seorang khalifah akan memiliki wawasan yang luas (mutsaqiful fikr), dan tidak sempit wawasan. Allahu A’lam.

No comments: