Thursday, February 8, 2007

KEBANGKITAN MUSLIM SEBELUM KEBANGKITAN ISLAM

by : aulia agus iswar
Allah SWT Berfirman : ”Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang yang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka berada dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka tetap menyembah-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apa pun dengan Aku. Dan barang siapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik.” (Q.S. an Nur : 55).
Melalui ayat ini Allah SWT memberikan janji kemenangan dan kejayaan kepada umat Islam. Dan janji itu bukanlah janji yang diberikan begitu saja, tapi ia membutuhkan syarat. Ada dua syarat, yaitu bahwa kemenangan dan kejayaan hanya akan Allah Berikan kepada mereka-mereka yang beriman dan melakukan ’amal-’amal shalih. Syarat pertama adalah beriman. Syarat kedua adalah beramal shalih. Di sini ditekankan bahwa cita-cita dan impian itu membutuhkan usaha dan perjuangan.
Dua syarat di atas diasosiasikan kepada entitas orangnya, yaitu kaum muslimin. Sedangkan kemenangan dan kejayaan diasosiasikan kepada entitas Islam-nya. Sudah menjadi sunnatullah bahwa suatu perubahan akan terjadi ketika dimulai dengan perubahan pada manusia-manusianya. Secara logis, entitas Islam itu akan sangat bergantung dari manusia-manusia muslim yang ada di dalamnya.
Rasulullah pun begitu. Beliau melakukan tarbiyyah (pembinaan) dengan mengislamkan terlebih dahulu individu-individu muslim di Makkah. Beliau tanamkan aqidah sebelum menanamkan yang lain. Setelah itu Rasulullah berharakah dan berda’wah. Kemudian Rasulullah berhijrah dan memantapkan sendi-sendi Islam di Madinah dengan da’wah dan harakah. Sampai akhirnya berdirilah daulah Islam di Madinah. Hingga takluklah Makkah dalam pembukaan kota Makkah (fathu makkah). Dan kemenangan serta kejayaan Islam ada dalam genggaman umat Islam. Jadi, Rasulullah pun membina individu-individu terlebih dahulu supaya mereka beriman. Kemudian Rasulullah mengajak mereka beramal shalih dengan melakukan da’wah dan harakah bersama-sama (berjama’ah). Dan ketika syarat-syarat ini terpenuhi, menanglah al Islam hingga meraih kejayaannya hingga sekitar tahun 1000-an M. Pada rentang tahun 1000 s.d. 1200-an M, umat Islam mengalami kemunduran bahkan sempat ”runtuh” untuk pertama kalinya meskipun ilmu pengetahuan umat Islam masih sangat maju; pernah sekitar 3 tahun tidak memiliki khalifah. Serangan tentara kafir dalam Perang Salib pun terjadi di masa ini yaitu dimulai tahun 1096 M dan 1099 M bumi Palestina jatuh ke tangan tentara kafir. Pada tahun 1258 M, Tentara Mongol Tartar berhasil membumihanguskan Bani Abbassiyyah. Setelah itu umat Islam bangkit dan meraih kembali kejayaannya di tangan Bani Mamluk dan Bani Utsmaniyyah.
Dan ketahuilah bahwa sejak keruntuhan Bani Utsmaniyyah tahun 1924 M, umat Islam runtuh untuk kedua kalinya. Setelah itu umat Islam benar-benar terpuruk dari segala dimensi kehidupan. Dan bermunculanlah kembali harakah-harakah (gerakan-gerakan Islam) yang bertujuan untuk kembali meraih kejayaan Islam dengan melakukan rekonstruksi pemikiran dan gerakan. Harakah-harakah itu mengimplementasikan suatu konsep mega-proyek kebangkitan Islam dalam ranah praktis dan konkret.
Dan kini, gema kebangkitan Islam (shahwah Islamiyyah) telah lantang membahana. Dan yang patut kita cermati adalah bahwa kebangkitan Islam itu sangat bergantung dari kebangkitan musliminnya. Jika manusia-manusia muslim tidak bangkit, maka wajar jika Islam juga tidak akan pernah bangkit! Maka, binalah pribadi manusia-manusia muslim itu, maka Islam itu akan meraih kemenangan dan menyongsong kejayaannya yang gemilang. Bangkitkan kaum muslimin, maka Islam pun akan bangkit! Aqimul islam fi nafsik, taqim fi baladik. Allahu Akbar!!!

No comments: