Thursday, February 8, 2007

MUSLIM PARADOX (haroki version)

by aulia agus iswar
Seseorang yang bernama Syaikh Muhammad Abduh pernah memperbandingkan antara kehidupan masyarakat di Eropa dan Amerika dengan kehidupan masyarakat di neegri-negeri muslim. Hingga beliau berujar yang kurang lebih isinya : ”Di negeri barat, aku tidak menemukan orang Islam di sana, tapi aku lihat Islam ada di mana-mana. Sedangkan di negeri-negeri muslim aku banyak melihat ada orang Islam di mana-mana, tapi aku tidak melihat Islam di sana.”
Pernyataan di atas, kalau kita cermati, selain merupakan ungkapan keprihatinan juga merupakan pencerdasan membangun. Mengapa pernyataan seperti itu terlontar? Tentunya bukan karena luapan emosional belaka. Beliau melihat bahwa sesungguhnya umat Islam menerapkan sebagian ajaran agamanya. Demikian juga orang-orang barat pun menerapkan sebagian ajaran Islam, baik kita sadari atau tidak. Umat Islam belumlah menerapkan ajaran agamanya secara utuh (kaaffah), masih sebagian. Keislaman orang Islam masih berkisar pada hal-hal ibadah dan keakhiratan (ukhrawi/sacral). Orang-orang Islam itu beriman kepada ajaran Islam dan beribadah kepada Allah SWT, seperti shalat, puasa, zakat, dan haji. Hanya itu. Sedangkan orang-orang kafir juga melaksanakan ajaran Islam yang lain berupa hal-hal keduniaan (profan) seperti kejujuran, kedisplinan, semangat yang tinggi, kerajinan, kerja keras, dsb, meskipun mereka tidak beriman kepada keimanan Islam. Dan hanya itu yang mereka lakukan.
Kini kita lihat pula realitas lain yang mendukung pernyataan Syaikh. Islam mengajarkan untuk berdisiplin, tapi kenyataannya banyak kita orang Islam yang tidak disiplin. Islam mengajarkan kejujuran, tapi kenyataannya banyak kita orang Islam yang tidak jujur. Islam sangat melarang korupsi, tapi ternyata yang koruptor kebanyakan orang Islam. Islam memerintahkan kita umatnya untuk rajin, kerja keras, dan bersemangat tinggi. Tapi realitasnya, kita umat islam banyak yang terjerat kemalasan, tidak mau bekerja keras, semangat rendah, dan mudah menyerah. Anehkah hal ini? Ya, keanehan inilah yang dinamakan paradox (bertentangan itu).
Pertentangan antara umat Islam dengan Islam diibaratkan seperti ”antara langit dan bumi” atau ”bainassama’ washshumur”. Islam itu seperti langit yang tinggi menjulang. Sedangkan umat Islam itu seperti sumur yang lebih dalam dari bumi. Sangat jauh jarak keduanya.Dan tugas-tugas kitalah untuk mendekatkan Islam yang langit itu dengan muslim yang sumur. Ya Allahummaghfirlana... tsumma wanshurna...

No comments: